Latar Belakang
Sistem
Distribusi tenaga listrik tiga fasa empat kawat tegangan rendah 220/380 volt
umumnya dipergunakan untuk memasok kelompok beban perumahan,gedung
perkantoran,kawasan industri dan lainnya.Dalam kondisi operasi normal, sistem
distribusi tenaga listrik mempunyai arus beban yang relatif seimbang dengan
dengan arus netral sistem sangat kecil, yakni tidak melebihi 20% dari arus
normal. Namun kenyataannya didapatkan beberapa kasus dimana arus netral sistem
menjadi sangat berlebihan,bahkan melebihi arus fasanya,meskipun arus
fasa-fasanya seimbang.
Pada
sistem distribusi tiga fasa empat kawat, beban dikatakan seimbang jika pada
masing-masing fasa mengalir arus yang sama besarnya,namun pada kenyataannya
selalu ada ketidak seimbangan sehingga arusnya pun tidak seimbang. Pada kerja normal umumnya daya ke konsumen diambil dari
feeder tiga fasa dengan empat kawat. Karena pemakaian atau pengoperasian beban
tidak selalu pada waktu bersamaan pada sistem distribusi tiga fasa empat kawat
maka seringkali terjadi ketidak seimbangan pada fasa-fasanya. Akibatnya timbul arus
balik yang mengalir pada konduktor netral kesumber yang kita kenal dengan arus
netral. Arus netral ini merupakan penjumlahan vektor dari ketiga fasa arus fasa
dalam komponen simetris.
1. GARDU DISTRIBUSI
Pengertian Umum
Yang dimaksud dengan
Gardu Distribusi adalah suatu tempat/ bangunan instalasi listri yang didalamnya
terdapat alat-alat : Pemutus, penghubung, pengaman dan trafo Distribusi untuk
mendistribusikan tenaga listrik sesuai dengan kebutuhan tegangan konsumen.
Fungsi Gardu
Distribusi Adalah Sebagai Berikut :
1.
Menyalurkan/
meneruskan tenaga listrik tegangan menengah ke konsumen tegangan rendah.
2. Menurunkan tegangan menengah menjadi tegangan rendah
selanjutnya disalurkan kekonsumen tegangan rendah.
3. Menyalurkan/ meneruskan tenaga listrik tegangan menengah
ke gardu distribusi lainnya dan kegardu hubung.
Jenis-jenis Gardu :
• Gardu kios
Gardu kios adalah Gardu Distribusi yang pembangunannya biasanya bersifat
untuk sementara saja selama ada rehabilitasi Gardu.Bangunannya terdiri dari
rangka besi dan dindingnya dari Seng serta lantainya biasanya terbuat dari kayu
atau beton. Ruangan pada Gardu ini terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1.
1.
Ruangan
Tegangan Menengah
2. Ruang Trafo
3. Ruang Tegangan Rendah
• Gardu Beton/ Tembok
Sesuai dengan namanya maka gardu ini terbuat dari beton. Type dari
bagunan ini bermacam-macam sesuai dengan lokasi dan kebutuhan . Kapasitas
transformator yang di pasang pada gardu ini dapat lebih besar dibandingkan
dengan gardu-gardu sebelumnya yang sudah dijelaskan
Jumlah Trafo yang dapat ditampung dalam gardu ini adalah 400 KVA s/d
630 KVA tetapi ada pula tempat-tampat tertentu trafo mancapai 1000 KVA.oleh
karena kemampuannya yang cukup besar maka pembangunan gardu ini biasanya
dilaksanakan pada daerah-daerah yang mempunyai kepadatan lebih besar/ daerah
kawasan industri.pada gardu beton jenis yang lama biasanya ruangan tegangan
menengah, ruangan trafo dan ruangan tegangan rendah dipisahkan oleh skat tembok
atau terali kawat. Jenis gardu ini biasanya disebut jenis Open Type. Sedangkan
bangunan beton yang baru sekat-sekat tak ada dimungkinkan karena instalasi
tegangan menengah ada dalam kontak yang tertutup yang biasanya disebut cubikel
sehingga lebih aman dan mudah dalam pengoprasian dan hemat tempat. Karena
peralatan tegangan menengah berada didalam cubikel maka gardu beton gardu beton
close type.
Perlengkapan yang ada dalam gardu antara lain:
·
- Cubikel
- Trafo
- Rak Tegangan Rendah
- Dan lain-lain
Peralatan yang di gunakan
• Rak TR untuk 4
jurusan
Berfungsi untuk, setelah tegangan ke
Rak TR selanjutnya tegangan didistribusikan dengan melalui jurusan-jurusan yang
sudah terbagi-bagi, pada jurusan ini ada sebanyak 4 buah (namun ada juga yang
sampai 8 jurusan).
Penyekat/ Batas untuk Rak Trafo
Berfungsi sebagai, pemisah/ pembatas
antara tempat (trafo yang satu dengan yang lainnya agar tidak keliru), juga
demi keselamatan kerja, perawatan trafo.
• Handle utama
Berfungsi sebagai penghubung tegangan
dari AS trafo dengan kemampuan 400 A, juga berfungsi sebagai pengaman yang
sudah dilengkapi dengan sekring / fuse untuk mengamankan trafo.
• Lemarti Hitung
Berfungsi sebagai, lemari penghubung
yang disalurkan dari gardu induk yang menghasilkan tagangan Kilo Volt dan
lemari hitung dapat dipakai sebagai pusat beban atau daya.
• Kubikel
Kubikel sering disebut juga lamari TM
yang berfungsi langsung sebagai alat penghubung dan pemutus antara tegangan
menengah (TM) atau arus yang masuk ke trafo
Transformator Yang Digunakan
1. Transformator Tegangan
Transformator tegangan berfungsi sebagai penurun
tegangan tinggi/ menengah menjadi tegangan rendah untuk besaran ukur sesuai
dengan alat-alat ukur.
2. Transformator Arus
Transformator arus berfungsi untuk menurunkan arus besar pada
tegangan tinggi/ menengah menjadi arus kecil pada tegangan rendah untuk besaran
ukur, sesuai alat-alat ukur.
3. Kombinasi transformator Arus dan Tegangan
Yaitu suatu mesin listrik statis yang bekerja dengan
keras dan azas induksi yang berguna untuk mentransfer tenaga dari
kumparan sekunder dengan disertai perubahan arus dan tegangan sesuai dengan
perbandingan transformator, tetapi frekwensinya tetap.
1. KetidakSeimbangan Beban
Yang dimaksud dengan keadaan seimbang adalah suatu keadaan di mana :
· Ketiga vektor arus / tegangan sama besar.
·
Ketiga vektor saling membentuk sudut 120º satu sama lain.
Sedangkan
yang dimaksud dengan keadaan tidak seimbang adalah keadaan di mana salah satu
atau kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi. Kemungkinan keadaan tidak
seimbang ada 3 yaitu :
·
Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120º satu sama lain.
·
Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120º satu sama lain.
· Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk
sudut 120º satu sama lain.
Penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS,
IT) adalah sama dengan nol sehingga tidak muncul arus netral (IN).
Sedangkan pada Gambar 1(b) menunjukkan vektor diagram arus yang tidak seimbang.
Di sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS,
IT) tidak sama dengan nol sehingga muncul sebuah besaran yaitu arus
netral (IN) yang besarnya bergantung dari seberapa besar faktor
ketidakseimbangannya.
3. ARUS NETRAL
Arus netral dalam sistem distribusi
tenaga listrik dikenal sebagai arus yang mengalir pada kawat netral di sistem
distribusi tegangan rendah tiga fasa empat kawat. Arus netral ini akan muncul
jika :
► Kondisi beban tidak
seimbang
► Karena adanya Arus
harmonisa akibat dari beban non-linear yang semakin berkembang digunakan saat
ini.
Arus yang mengalir pada kawat netral yang
merupakan arus balik untuk sistem distribusi tiga fasa empat kawat adalah
penjumlahan vektor dari ketiga arus fasa dalam komponen simetris.
4. Sistem DistribusiTiga Fasa empat kawat
Dalam keadaan tegangan dan arus yang simetris,tidak akan ada arus yang
mengalir pada kawat netral. Oleh karena itu ketiga fasanya simetris. Artinya
kedua fasanya bergeser -120º dan 120º terhadap fasa referensi, maka analisanya
cukup dilakukan berdasarkan satu fasa. Namun jika tegangan dan arus fasa tidak
seimbang maka akan ada arus balik yang melewati kawat netral sistem karena
ketiga fasanya tidak simetris. Untuk menganalisanya dapat digunakan metode
komponen simetris.
Komponen simetris
Metode komponen simetris pertama kali digunakan oleh C.L fortesque dan
dipakai di dalam penyelesaian persoalan-persoalan yang rumit di dalam jaringan
berfasa banyak yang tidak seimbang. Sejak saat itu metode komponen simetris
menjadi sangat penting dan merupakan hal yang pokok pada berbagai artikel dan
penyelidikan-penyelidikan ilmiah.
Menurut teorema Fortesque,tiga vektor tak seimbang pada suatu sistem tiga
fasa dapat diuraikan menjadi tiga bagian vektor yang seimbang. Dimana
komponen-komponennya terdiri dari vektor-vektor sebagai berikut :
( i ) Komponen-komponen urutan positif terdiri dari tiga
vektor yang sama besarnya, terpisah antara satu dengan yang lain dalam fasa
120º dan mempunyai urutan fasa yang sama seperti pada vektor-vektor aslinya.
( ii ) Komponen-komponen urutan negatif terdiri dari tiga
vektor sama besarnya, terpisah antara satu dengan yang lain dalam fasa 120º dan
mempunyai urutan fasa yang berlawanan dengan vektor-vektor aslinya.
( iii ) Komponen-komponen urutan nol terdiri dari tiga
vektor yang sama besarnya dan dengan pergeseran fasanya nol antara vektor satu
dengan yang lainnya.
Didalam memecahkan suatu persoalan dengan
komponen-komponen simetris,
untuk menunjukkan ketiga fasa sistem tersebut sebagai a,
b, dan c sedemikian rupa
sehingga urutan fasa tegangan dan arus didalam sistem tersebut abc. Jadi
urutan fasa pada komponen urutan positif vektor-vektor tak seimbangnya adalah
abc. Dan urutan fasa pada komponen-komponen urutan negatifnya adalah acb. Jika
vektor aslinya adalah merupakan tegangan, maka vektornya dapat dinyatakan
sebagai va, vb, dan vc. Kemudian ketiga himpunan komponen-komponen simetris ini
ditunjukkan oleh subskrib tambahan 1 untuk komponen-komponen urutan negatif dan
subskrib 0 untuk komponen-komponen urutan nol.
Komponen-komponen urutan positif pada va, vb dan vc adalah va1, vb1, dan vc1.
Demikian pul komponen-komponen urutan negatifnya adalah va2, vb2, dan vc2 dan
komponen-komponen urutan nolnya adalah vao, vbo dan vco. Komponen-komponen yang
mewakili arus akan ditandai dengan I dan ditandai dengan subskrib-subskrib yang
sama seperti untuk tegangan.
Karena setiap vektor-vektor asli itu dinyatakan dalam suku-suku komponennya
sebagai berikut :
Va = va1 + va2 + va3 ( 2.1 )
Vb = vb1 + vb2 + vb3 ( 2.2 )
Vc = vco + vco + vco ( 2.3 )
5. Arus Netral Karena Beban Tak Seimbang
Untuk arus tiga fasa dari suatu sistem yang tidak seimbang dapat juga
diselesaikan dengan menggunakan metode komponen simetris. Dengan menggunakan
notasi-notasi yang sama seperti pada tegangan akan didapatkan
persamaan-persamaan untuk arus-arus fasanya sebagai berikut :
Ia = I1 + I2 + I0 ( 2.4 )
Ib = a² I1 + a I2 + Io ( 2.5 )
Ic = a I1 + a² I2 + Io (2.6 )
Dengan tiga langkah yang telah dijabarkan dalam
menentukan tegangan urutan positif, urutan negatif, dan urutan nol terdahulu,
maka arus-arus urutan juga dapat ditentukan dengan cara yang sama, sehingga
kita dapatkan juga :
I1 = 1/3 ( Ia + a Ib + a² Ic ) ( 2.7 )
I2 = 1/3 ( Ia + a² Ib + a Ic ) ( 2.8 )
I0 = 1/3 ( Ia + Ib + Ic ) ( 2.9 )
Disini terlihat bahwa arus urutan nol (
Io ) adalah merupakan sepertigadari arus netral atau arus baliknya akan menjadi
nol jika dalam sistem tiga fasa empat kawat. Dalam sistem tiga fasa empat kawat
ini jumlah arus saluran sama dengan arus netral yang kembali lewat kawat
netral, jadi :
Ia + Ib + Ic = IN ( 2.10 )
Dengan mensubsttusikan persamaan ( 2.9 ) ke ( 2.10 ) diperoleh :
IN = 3 Iao ( 2.11 )
Dalam sistem tiga fasa empat kawat ini jumlah arus saluran sama dengan arus
netral yang kembali lewat kawat netral. Jika arus-arus fasanya seimbang maka
arus netralnya akan bernilai nol, tapi jika arus-arus fasanya tidak seimbang
akibat pembebanan yang tak seimbang, maka akan ada arus yang mengalir dikawat
netral sistem ( Arus netral akan mempunyai nilai dalam arti tidak nol ).
6. Pengaruh Arus Netral Dalam Sistem Distribusi
Arus netral ini sangat berpengaruh pada sistem jika arus netralnya
berlebihan, dalam hal ini dapat mengakibatkan antara lain :
► Terjadinya kegagalan pengawatan pada kawat netral
► Timbulnya panas yang berlebihan pada transformator
► menurunnya kwalitas daya.
Masalah tersebut perlu kita pikirkan seiring dengan semakin meningkatnya
kebutuhan akan energi listrik dan kehandalan peralatan untuk mengurangi biaya
pemeliharaan sistem distribusi listrik.
Jadi fenomena arus netral ini harus dilihat secara
seksama karena dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Sekaligus
penanggulangannya yaitu dengan meminimalisir arus netral di gardu-gardu
distribusi agar dapat mengurangi kerugian yang lebih lanjut.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !